Loading...
Loading...
Melihat kedua keponakan saya, Rafif dan Fatih, membuat saya bersyukur betapa penuh warnanya masa kecil saya dulu. Kedua bocah tersebut - sepertinya juga hampir semua bocah lainnya yang hidup di kota besar - sebagian besar waktu mereka penuh diisi dengan sekolah, segambreng tugas dan kegiatan sekolah, aneka les tanpa henti dan kemacetan dijalan. Bahkan di Sabtu atau Minggu pun mereka harus les piano, gitar, karate, berenang, dan kursus Bahasa Inggris. Jika masih terdapat sisa waktu untuk beristirahat saya melihat keduanya duduk di depan komputer asyik bermain game, atau bergeletakan di sofa dengan gadget di tangan. Bagi saya, betapa stress dan tidak penuh warna kegiatan seperti itu.
Bandingkan kala saya masih kecil dulu. Ketika kami masih tinggal di Tanjung Pinang, rumah kami terletak didekat pantai dan rawa. Jarak antar rumah tetangga cukup berjauhan dan dipisahkan dengan hutan kecil yang tidak terlalu lebat. Pohon bakau memenuhi parit disamping rumah, pohon kelapa menjulang tinggi dengan buah yang bergelantungan. Sebuah parit selebar dua meter mengalir didepan rumah, airnya berasal dari laut dan ketika pasang tiba akan penuh terisi ikan-ikan kecil. Setiap hari sepulang sekolah saya akan menghabiskan waktu dihutan, atau diparit mencari ikan.
0 Response to "Resep Humble Bihun Goreng"
Post a Comment