Loading...
Loading...
Minggu lalu, dalam rangka program edukasi dan literasi keuangan, perusahaan tempat saya bekerja mengadakan acara talk-show bersama dengan beberapa perusahaan sekuritas lainnya disebuah universitas swasta di Jakarta Selatan. Temanya adalah pengenalan pasar modal dan investasi saham untuk kalangan mahasiswa dan masyarakat umum. Selain talk-show, beberapa perusahaan sekuritas juga membuka meja pameran kecil-kecilan didalam aula tempat berlangsungnya acara sebagai antisipasi jika ada pengunjung talk-show berminat melakukan pembukaan rekening efek. Sejujurnya saya tidak terlalu antusias akan ada peserta yang melakukan pembukaan rekening, mengingat pengunjung yang tidak terlalu banyak dan mayoritas masih berstatus mahasiswa. Walau saat ini sudah banyak mahasiswa yang mengerti mengenai investasi pasar modal namun dari beberapa kali acara sejenis di kampus-kampus, biasanya yang melakukan pembukaan rekening sangatlah minim.
Nah karena ini masuk kedalam program edukasi perusahaan, maka saya bertanggungjawab terhadap meja pameran yang dibuka oleh kantor. Tak ingin bengong saat acara talk-show berlangsung saya lantas menggandeng Aggnes dan Pak Wawan, dari bagian Customer Service dan General Affairs. Acara berlangsung dari pukul sembilan pagi hingga jam dua belas siang dan sepanjang waktu tersebut tidak ada satupun pengunjung yang singgah di meja pameran. Sekotak snack berisi tiga buah kue dan segelas air mineral telah habis saya gasak sejak 30 menit pertama acara, bukan karena lapar karena paginya perut saya telah diisi dengan semangkuk bubur kacang hijau, tapi demi mengisi waktu dan menggebah suhu dingin didalam aula yang AC-nya luar biasa moncer.
Klik untuk baca selanjutnya...
Nah karena ini masuk kedalam program edukasi perusahaan, maka saya bertanggungjawab terhadap meja pameran yang dibuka oleh kantor. Tak ingin bengong saat acara talk-show berlangsung saya lantas menggandeng Aggnes dan Pak Wawan, dari bagian Customer Service dan General Affairs. Acara berlangsung dari pukul sembilan pagi hingga jam dua belas siang dan sepanjang waktu tersebut tidak ada satupun pengunjung yang singgah di meja pameran. Sekotak snack berisi tiga buah kue dan segelas air mineral telah habis saya gasak sejak 30 menit pertama acara, bukan karena lapar karena paginya perut saya telah diisi dengan semangkuk bubur kacang hijau, tapi demi mengisi waktu dan menggebah suhu dingin didalam aula yang AC-nya luar biasa moncer.
0 Response to "Resep Pindang Iga dan Suka Duka Menghadapi Calon Klien"
Post a Comment